Sedang Tren, Yuk Cari Tahu Lebih Jauh tentang Hustle Culture

Apa yang dimaksud dengan hustle culture? Apa ciri-cirinya dan bagaimana dampak hustle culture terhadap kehidupan kita? Simak penjelasannya berikut ini!

GENFM - Definisi dan Pengertian Hustle Culture – “Kerja keras tidak akan mengkhianati hasil”. “No pain, no gain”. “Kamu bisa bersenang-senang kalau sudah sukses nanti”. Seberapa sering kamu mendengar kata-kata ini saat kamu merasa kelelahan? Pasti, hampir semua orang pernah mendengarnya setidaknya sekali seumur hidup. Baik itu dari diri sendiri, keluarga terdekat atau bahkan teman. Meskipun benar bahwa kalimat-kalimat semacam itu bisa menjadi motivasi bagi sebagian besar kita untuk bekerja keras dan mencapai tujuan, tapi apakah kamu pernah mendengar bahwa hal baik yang terlalu banyak juga bisa berdampak buruk? Inilah inti dari hustle culture. Apa sebenarnya hustle culture? Apa saja ciri-cirinya dan kenapa hustle culture saat ini ternyata sudah dimaknai dengan cara yang salah?

Pengertian Hustle Culture

Berdasarkan standar yang kita gunakan saat ini, hustle culture artinya adalah keadaan saat seseorang bekerja terlalu keras dan menjadikan aktivitas yang penuh hiruk pikuk ini sebagai bagian dari gaya hidup. Ketika kamu tenggelam dalam hustle culture, rasanya tidak ada hari saat kamu tidak mengerahkan kemampuan terbaikmu. Kamu bahkan bisa kehilangan waktu untuk kehidupan pribadimu. Jika dilihat dari kamus, hustle culture sebenarnya bermakna melakukan sesuatu dengan energik. Jadi, bagaimana bisa kata yang terdengar netral ini menjadi budaya dan gaya hidup yang berbahaya? Selama bertahun-tahun, overworking dimodernisasi oleh buku-buku self-help yang sering kamu lihat di toko-toko buku, media sosial bahkan lewat petuah-petuah para pengusaha sukses yang terkenal. Inilah yang kemudian menjadi makna baru hustle culture. Elon Musk, pendiri Tesla pernah menulis cuitan di akun Twitternya yang berbunyi, “Tidak ada yang pernah bisa mengubah dunia dalam 40 jam seminggu,” dia juga menyebutkan bahwa, “Kamu perlu bekerja selama 80 jam untuk mempertahankan (prestasi atau apa pun yang kamu miliki) dan meraih puncak (dengan bekerja keras) selama 100 jam”. Banyak anak-anak muda yang menjadikan buku, platform media sosial dan para wirausahawan dunia sebagai inspirasi untuk mengejar kesuksesan mereka sendiri. Sebagai masyarakat yang ambisius dalam bekerja menuju tujuan mereka, tidak heran jika sekarang banyak orang jadi korban budaya hustle culture di mana sudah tidak ada lagi garis tipis yang membedakan antara kesuksesan dengan overworking.